Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hindari, Inilah Akibat Memarahi Anak Balita Berlebihan!

Hindari, Inilah Akibat Memarahi Anak Balita Berlebihan!
Hindari, Inilah Akibat Memarahi Anak Balita Berlebihan!

Ada satu waktu di mana anak balita bisa membuat jengkel orang tua. Tetapi, bukan berarti Anda diperkenankan untuk memarahinya secara berlebihan. Pasalnya, ada akibat memarahi anak berlebihan yang cukup fatal bagi psikologisnya, apalagi dia masih balita.

Memberikan pemahaman akan sesuatu itu jauh lebih baik. Setidaknya, anak bisa belajar untuk tidak mengulanginya. Dengan begitu, anak akan lebih cerdas dan tidak menjadi pembangkang ke depannya.

Masalahnya, terkadang orang tua lepas kontrol. Tindakan ini dilakukan ketika anak dipandang melakukan kesalahan cukup besar. Padahal, ini hanya sebagai salah satu bahan pembelajaran yang mana seorang anak bisa memperbaiki atas ketidak tahuannya terhadap apa yang dilakukan.

Sebagai orang tua, Anda sebaiknya lebih bijaksana dalam memberikan peringatan. Usahakan untuk tidak memarahinya, apalagi membentak. Karena pengaruhnya sangat besar bagi anak.

Akibat  Sering Memarahi Anak Balita

Sangat tidak bijak jika Anda memarahi anak. Secara, akibat memarahi anak berlebihan ini bisa berujung pada beberapa hal berikut.

1. Menjadi Pembangkang

Tidak ada orang tua manapun yang ingin melihat anaknya menjadi pembangkang. Tetapi apa daya, kondisi ini nyatanya sudah dialami oleh seorang anak.

Penyebab utamanya ialah mengalami kondisi di mana anak merasa sangat tertekan. Tekanan akibat dari seringnya dimarahi orang tua membuat pikirannya ingin melindungi dirinya.

Salah satu caranya ialah dengan menjadi pribadi yang egois. Selain itu, anak berani berbicara kasar untuk membantah apa yang dilakukan orang tuanya.

Kondisi ini semakin parah ketika anak sudah memandang bahwa yang dilakukan orang tuanya selalu salah. Anak tidak akan percaya lagi dengan perkataan orang tua. Akibatnya, anak akan menjadi pembangkang dan sulit dikendalikan.

2. Hilang Kepercayaan dirinya

Kondisi ini berkebalikan dengan dampak yang pertama. Anak menjadi hilang kepercayaan dirinya dalam melakukan sesuatu.

Hilangnya kepercayaan diri disebabkan rasa khawatir ketika akan melakukan sesuatu. Karena anak memandang kesalahan yang kecil bisa berujung pada kemarahan orang tua.

Ketika ini dibiarkan, anak menjadi pemurung. Anak menjadi lebih pasif dan enggan melakukan sesuatu. Pada akhirnya, anak akan kehilangan keceriaan dan produktifitasnya.

3. Menjadi Pribadi Yang Pemarah

Perlu diketahui bahwa pendidikan paling utama berasal dari orang tuanya. Apapun yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anaknya. Tidak terkecuali marah.

Ketika Anda sering marah, anak akan memahami kondisinya. Bila anak berada pada situasi yang sama, anak memandang bahwa solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan marah.

Masalahnya, sifat ini bisa dibawanya hingga dewasa. Sifat tersebut akan melekat dan membuat orang di sekelilingnya menjauh. Akibatnya, anak tidak bisa bersosialisasi dengan rekannya secara baik-baik.

4. Tumbuh Seperti Introvert

Hilangnya keberanian membuat anak cenderung menutup diri. Kondisi ini dipengaruhi oleh kebiasaan orang tuanya yang sering memarahinya.

Seorang anak tidak ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat orang tuanya marah secara berlebihan. Dan solusinya, anak memutuskan untuk menutup dirinya.

Kondisi semacam ini jelas bisa menghambat kehidupan anak di masa mendatang. Anak berpotensi tidak memiliki lingkungan pertemanan yang baik. Secara, anak terlalu takut untuk bersosialisasi sehingga masa depannya yang dipertaruhkan.

Cara Memarahi Anak Balita Yang Benar

Tidak dipungkiri jika anak bisa melakukan sebuah kesalahan. Terkadang juga membuat malu orang tuanya. Tetapi, tidak bijaksana jika Anda memarahi anak secara berlebihan.

Ketika Anda ingin memarahi anak, cobalah untuk melakukan sebuah tindakan yang bijak. Ini demi kepentingan anak itu sendiri. Lebih tepatnya, Anda mengajari anak untuk tidak melakukan sesuatu yang keliru.

Caranya ialah dengan mengajaknya duduk tenang. Tunjukkanlah bahwa Anda menyayangi dan menghargai apa yang dilakukannya. Secara, perilaku anak ini biasanya ingin mencari perhatian dari sekelilingnya. Terlebih pada orang tuanya.

Setelah itu, komunikasikan dengan cara yang sederhana. Berikan alasan kenapa anak tidak boleh melakukannya. Pada saat yang sama, hindari menggunakan kata jangan dan tidak. Karena anak biasanya kurang memahami hal tersebut.

Sembari menunjukkan kasih sayang, anak Anda akan memperhatikan dengan seksama. Dari sinilah anak akan memahami bahwa dirinya sangat diperhatikan. Pada akhirnya, anak akan menjadi penurut dan belajar sesuatu. Yakni tidak mengulangi kesalahan yang sama ke depannya.

Posting Komentar untuk "Hindari, Inilah Akibat Memarahi Anak Balita Berlebihan!"